Biografi Salahuddin Al Ayyubi صــلــح الـديـــــن الــعـــيــوبـى - wanalovemekahmadinah

Wednesday, November 15, 2017

Biografi Salahuddin Al Ayyubi صــلــح الـديـــــن الــعـــيــوبـى

Biografi Salahuddin Al Ayyubi صــلــح الـديـــــن الــعـــيــوبـى
Bumi Mesir

Nama Sebenar : Salahuddin Yusuf bin Najmuddin Al-Ayyubi
Kuniyah : Abul Mudzfar
Lahir : Tikrit, tahun 532H (1138M). Kota Tikrit sejarak 140 Km barat laut kota Baghdad - Syam (berdekatan dengan Sungai Tigris - Iraq saat ini).
Wafat : Selasa Shubuh, 27 Shafar 589 H (1193M)
Jabatan dan Jasa-jasa Shalahuddin Al-Ayyubi :
1. Diangkat sebagai Perdana Menteri Dinasti Fathimiyyah tahun 564 H (1168M) menggantikan bapan saudaranya yang wafat, bapa saudara beliau bernama Asaduddin Al-Ayyubi.
2. Diangkat sebagai Wazir (kounselor) Balbek - Syria 565 H (1169M).
3. Menumbangkan Dinasti Fathimiyyah di Mesir pada tahun 567 H (1171M) yang telah dikuasai kaum syiah selama 270 tahun. 
Setelah Al-Adhid (Khalifah terakhir Bani Fathimiyyah) wafat, maka atas perintah Amir (ketua) wilayah Syria iaitu Nuruddin Mahmud dan restu dari Khalifah Al-Mustadhi beliau mengembalikan kekuasaan dari tangan Dinasti Fathimiyyah kepada Khilafah Abbasiyyah di Baghdad (Syam).
4. Salahuddin menghentikan perayaan-perayaan fasiq dan bid'ah juga jahiliah yang biasa dilakukan pada masa Dinasti Fathimiyyah di Mesir.
Perayaan-perayaan itu antara lain:
- Perayaan Tahun Baru
- Perayaan Hari ‘Asyura
- Maulid (hari kelahiran) Nabi 
- Maulid Ali bin Abi Thalib 
- Maulid Hasan dan Husain
- Maulid Fatimah
(perayaan ini diadakan kerana Bani Fathimiyyah di Mesir saat itu mengaku bernasab kepada Fatimah binti Muhammadﷺ atau biasa disebut dengan Ahlul Bait).
- Maulid Khalifah yang sedang berkuasa
- Perayaan Malam Pertama Bulan Rajab
- Perayaan Malam Pertengahan Bulan Rajab 
- Perayaan Malam Pertama Bulan Sya’ban
- Perayaan Malam Pertengahan Bulan Rajab 
- Perayaan Malam Pertama Bulan Ramadhan
- Perayaan Malam Penutup Ramadhan
- Perayaan ‘Idul Ghadir 
- Perayaan Musim Dingin dan Musim Panas
- Perayaan Malam Al-Kholij
- Perayaan Hari Nauruz (Tahun Baru Persia)
- Perayaan Hari Al-Ghottos
- Perayaan Hari Milad (hari lahir/natal)
- Perayaan Hari Al-Khomisul ‘Adas (3 hari sebelum paskah)
- Perayaan Hari Rukubaat
(Al Bida’ Al Hawliyah, hal. 145-146)
Yang kesemuanya tidak pernah ada perintah mahupun contoh dari Rasulullahﷺ untuk melakukannya.
5. Mengembalikan Universita Al-Azhar - Mesir sebagai tempat pendidikan Islam Ahlussunnah terbesar di Mesir.
6. Memerdekakan Bangsa Saljuk - 569 H (1174M).
7. Diangkat menjadi Sultan Mesir - 569 H (1174M).
8. Mematahkan serangan Tentara Salib dan pasukan Romawi Bizantium yang melancarkan Perang Salib kedua terhadap Mesir.
9. Memerdekakan Mesir dari Kesultanan Saljuk tahun 571 H (1176M).
10. Membebaskan kota Damaskus (Syam) yang diduduki oleh Pasukan Salib Perancis dibawah pimpinan Raja Baldwin IV yang dibantu oleh para penghianat yang berpihak kepada Bani Fathimiyyah.
11. Memberantas pemberontakan-pemberontakan kelompok-kelompok kecil berpihak kepada Bani Fathimiyyah di wilayah Syria dan menyatukan Syria (Syam) dengan Mesir.
12. Diangkat menjadi Sultan Mesir dan Syam tahun 571 H (1176M).
13. Membangun Kesultanan Al-Ayyubiyah, beliau sebagai Sultan pertama nya. Tidak lama kemudian Sultan Salahuddin dapat menggabungkan negeri-negeri An-Nubah, Sudan, Yaman, Maghrib, Mousul (Iraq) dan Hijaz ke dalam satu kekuasaan besar.
14. Membebaskan negeri-negeri di Afrika yang diduduki oleh Laskar Salib dari Normandia. Negeri-negeri itu berhasil direbut dalam masa yang singkat.
15. Melancarkan serangan kepada Pasukan Salib pimpinan Count Rainald de Chatillon dan Raja Baldwin IV yang tengah menduduki Yerussalem, tapi kali ini serangan beliau gagal dan beliau sendiri hampir tertawan. Perang ini terkenal dengan nama 'Battle of Montgisard' yang terjadi pada tahun 1177M.
Lalu Salahuddin mengadakan perjanjian gencatan senjata dengan Pasukan Salib.
16. Setelah sekian lama dalam perjanjian damai tanpa peperangan dengan Pasukan Salib, Salahuddin memimpin pertempuran yang sangat besar di gunung Hittin sehingga dikenal dengan Perang Hittin. Pasukan Salib dipimpin oleh Rainald de Chatillon dan Raja Guy de Lusignon, Raja Yerussalem setelah kematian Raja Baldwin IV (1185M).
Penyebab peperangan ini adalah kaum salib mengkhianati perjanjian gencatan senjata dengan mengirim pasukan untuk menyerang Mekah dan Madinah dibawah pimpinan Count Rainald de Chatillon.
Akan tetapi pasukan ini hancur binasa digempur Mujahid-Mujahid Islam di laut Merah dan Count Rainald bersama sisa pasukannya kembali ke Yerussalem. 
Dalam perjalanan mereka berjumpa dengan satu iring-iringan kafilah kaum Muslimin yang didalamnya terdapat seorang saudara perempuan Sultan Salahuddin. Tanpa berpikir panjang, Count Rainald dan tenteranya menyerang kafilah tersebut dan menawan mereka, termasuk saudara perempuan Salahuddin.
Dengan angkuh Count Rainald berkata:
“Apakah Muhammad, Nabi mereka itu mampu datang untuk menyelamatkan mereka?”. 
Seorang anggota kafilah yang dapat meloloskan diri terus lari dan melapor kepada Sultan Salahuddin tentang apa yang telah terjadi.
Sultan Salahuddin sangat marah terhadap pengkhianatan gencatan senjata itu dan mengirim utusan ke Yerussalem agar semua tawanan dibebaskan tetapi permintaan Sultan tidak di hiraukanya. 
Susulan kejadian ini, Sultan Salahuddin keluar membawa pasukannya untuk menghukum Pasukan Salib yang sering mengkhianati perjanjian itu dengan mengepung kota Tiberias. Dua pelanggaran besar inilah penyebab terjadinya Perang Hittin.

Dalam Pertempuran Hittin ini Tentera Salib Templar yang berjumlah 45,000 orang tidak sanggup menahan serbuan pasukan Sultan Salahuddin dan menyerah pada tahun 1187M. 
Seluruh Pasukan Salib hancur binasa dan hanya tinggal beberapa ribu saja yang sebahagian besarnya menjadi tawanan termasuk Count Rainald de Chatillon sendiri. Pasukan Salib yang tertawan diperlakukan dengan sangat baik oleh Salahuddin.
Shalahuddin menghukum mati Rainald de Chatillon, yang telah melakukan penyerangan ke Mekah dan Madinah dan begitu keji melakukan kekejaman kepada kafilah orang-orang Islam yang telah dibantainya. 
Begitu pula penghinaannya kepada Nabi Muhammadﷺ. 
Namun demikian, Salahuddin membebaskan Guy de Lusignon untuk pergi kerana ia tidak melakukan kekejaman yang serupa dengan Rainald. 
Inilah erti keadilan yang sebenarnya berdasarkan ajaran Islam.
17. Menaklukkan kota-kota lainnya seperti benteng Tabariyyah, Akkra, Al-Nasiriyyah, Qisariyah, Haifa, Saida dan Beirut.
(penaklukan ini merupakan puncak reputasi Salahuddin yang makin menambah kegerunan serta ketakutan oleh pihak Salib).
18. Pembebasan Baitul Maqdis - Yerussalem pada tanggal 2 Oktober 1187M (setelah 88 tahun lamanya kota suci ini diduduki oleh Pasukan Salib).
Walaupun telah kalah dalam perang, seluruh Pasukan Salib yang tersisa tidak dibunuh sebagaimana yang pernah dilakukan Pasukan Salib yaitu membunuh seluruh Ummat Islam saat menduduki Yerussalem pada kali pertama.

Pasukan Salib yang tersisa dibebaskan semua oleh Salahuddin. Bahkan Salahuddin memberikan jaminan keamanan dan pengawalan kepada seluruh Pasukan Salib mahupun rakyat Kristian yang keluar dari kota Yerussalem menuju wilayah Kristian. 
Salahuddin mendapat gelar Sultan Al-Malik Al-Nashir (Raja Sang Penakluk).
19. Perang Salib III pada tahun 1189M dengan pimpinan perangnya antara lain Raja Frederick Barbarosa dari Jerman, Philip Augustus dari Perancis dan Richard Leeuwen Hart dari Inggeris. Mereka berhasil merebut Accon (Aka).
Salahuddin berperang melawan Richard yang dikenal sebagai panglima yang sangat berani sehingga diberi gelar “Berhati Singa”. 
Dalam peperangan di Arsuf, Salahuddin berhasil dikalahkan Richard pada tahun 1191 M, namun Baitul Maqdis belum berhasil dikuasai Pasukan Salib III. 
Maka dibuatlah perjanjian perdamaian di Ramlah antara Salahuddin dengan Richard pada tanggal 2 November 1192M yang isinya antara lain :
- Yerussalem TETAP berada di tangan Ummat Islam dan orang-orang Kristian tetap diizinkan untuk menjalankan ibadahnya di tanah suci.
- Orang-orang Kristian akan mempertahankan wilayah pantai Syria dan Tyre sampai ke Jaffa,Palestin.
- Ummat Islam akan mengembalikan relics (tanda-tanda atau lambang atau semisal syiar yang melambangkan sesebuah agama) Kristian kepada orang-orang Kristian.
Setelah Perjanjian Perdamaian ini,tahun berikutnya Sultan Al-Malik Al-Nashir Salahuddin Al-Ayyubi meninggal dunia pada tanggal 19 Februari 1193M. 
Beliau wafat setelah beberapa waktu lamanya dengan gigih memimpin Pasukan Islam menghadapi Pasukan Salib, beliau telah menyelesaikan pekerjaan besar dengan mengembalikan dan mempertahankan Baitul Maqdis - Yerussalem di tangan Ummat Islam.
Semoga Allahﷻ menerima semua amal ibadah beliau dan menempatkannya bersama Para Syuhada.




No comments:

Post a Comment