Istilah Didalam Ilmu Hadits - wanalovemekahmadinah

Friday, December 8, 2017

Istilah Didalam Ilmu Hadits

Istilah Didalam Ilmu HaditsTerdapat beberapat istilah-istilah yang tercatit didalam sesuatu struktur hadits misalnya Mutawatir,Ahad,sahih,hasan,daif, dan sebagainya.Berikut dihuraikan sedikit makna akan istilah hadits secara ringkas.


Mutawatir

Hadits yang diriwayatkan dari banyak jalan (sanad) yang lazimnya dengan jumlah dan sifatnya itu, para rawinya mustahil bersepakat untuk berdusta atau kebetulan bersama-sama berdusta. Perkara yang mereka bawa adalah perkara yang indrawi yakni dapat dilihat atau didengar. Hadits mutawatir memberi faedah ilmu yang harus diyakini tanpa perlu membahas benar atau salahnya terlebih dahulu.

Ahad

Hadits ahad adalah di kelaskan sebagai  hadits yang tidak mencapai darjat mutawatir.

Sahih (sihat atau kuat)

Hadits yang dinukilkan oleh orang yang adil (muslim, baligh, berakal, bebas dari kefasiqan iaitu melakukan dosa besar atau selalu melakukan dosa kecil, dan bebas dari sesuatu yang menjatuhkan muru’ah atau kewibawaan) dan sempurna hafalan atau penjagaan kitabnya terhadap hadits itu, dari orang yang semacam itu juga dengan sanad yang bersambung, tidak memiliki ‘illah (penyakit atau kelemahan) dan tidak menyelisihi yang lebih kuat. Hadits sahih hukumnya diterima dan berfungsi sebagai hujjah.

Hasan (baik)

Hadits yang sama dengan hadits sahih kecuali pada sifat rawinya di mana hafalan atau penjagaan kitabnya terhadap hadits tidak sempurna, yakni lebih rendah. Hadits hasan hukumnya diterima.


Dha’if

Hadits yang tidak memenuhi syarat-syarat hadits sahih atau hasan. Hadits dha’if hukumnya ditolak (hadith yang lemah untuk dijadikan hujah).

Maudhu’ (palsu)

Hadits yang didustakan atas nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam padahal beliau tidak pernah mengatakannya, hukumnya ditolak (hukum membawa hadits ini dengan tujuan beramal adalah haram kecuali diterangkan darjat hadith maudhu tersebut.Pengharaman ini adalah sesuai perintah Rasulullah s.a.w agar tidak berdusta atas nama baginda s.a.w ketika meriwayatkan hadith).



Mursal

Iaitu seorang tabi’in menyandarkan suatu ucapan atau perbuatan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.Hukumnya tertolak kerana ada rawi yang hilang antara tabi’in tersebut dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan mungkin yang hilang itu adalah rawi yang lemah.



Syadz

Hadits yang sanadnya sahih atau hasan namun isinya menyelisihi riwayat yang lebih kuat dari hadits itu sendiri,hukumnya tertolak.Hadits syads secara ringkasnya adalah

 ﻗﺎﻝ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﺤﺎﻓﻆ :
ﻭﺯﻳﺎﺩﺓ ﺭﺍﻭﻳﻬﻤﺎ ﻣﻘﺒﻮﻟﺔ ﻣﺎ ﻟﻢ ﺗﻘﻊ ﻣﻨﺎﻓﻴﺔ ﻟﻤﻦ ﻫﻮ ﺃﻭﺛﻖ ﻓﺈﻥ ﺧﻮﻟﻒ ﺑﺄﺭﺟﺢ ﻓﺎﻟﺮﺟﺢ ﺍﻟﻤﺤﻔﻮﻅ ﻭﻣﻘﺎﺑﻠﻪ ﺍﻟﺸﺎﺫ ﻭﻣﻊ ﺍﻟﻀﻌﻒ ﺍﻟﺮﺍﺟﺢ ﺍﻟﻤﻌﺮﻭﻑ ﻭﻣﻘﺎﺑﻠﺔ ﺍﻟﻤﻨﻜﺮ

“Tambahan dari perawinya diterima, selama tidak terdapat pertentangan dengan perawi yang lebih tsiqah (terpecaya). Namun jika terjadi pertentangan, maka yang kuat disebut Mahfuudh, sedangkan yang marjuh (lawannya) disebut Syadz. Namun jika yang menyelisihi adalah perawi yang dhaif, maka yang rajih (kuat) disebut Ma’ruf, sedangkan lawannya disebut Mungkar”.


Imam al-Baiquniy di dalam manzhumahnya telah memberi definisi berkaitan Hadith Syaz adalah seperti berikut:

وَمَا يُخَالِفُ ثِقَةٌ بِهِ المَلَا * فَالشَّاذُّ
Maksudnya: “Dan (hadith thiqah) apa yang bertentangan dengan yang lebih thiqah (dipercayai), Dinamakan [Hadith Syaz]”.


Mungkar

Hadits yang sanadnya dhaif dan isinya menyelisihi riwayat yang sahih atau hasan dari hadits itu sendiri, hukumnya juga tertolak.


Munqathi

Hadits yang terputus sanadnya secara umum, ertinya hilang salah satu rawinya atau lebih dalam sanad, bukan di awalnya dan bukan di akhirnya dan tidak pula hilangnya secara berurutan. Hukumnya tertolak.



Sanad

Rangkaian para rawi (perawi adalah orang yang meriwayat atau mendengar secara berurutan hingga hadits itu sampai kepada Rasulullah s.a.w.Ia disebut sanad) yang berakhir dengan matan.

Matan

Ucapan rawi (kandungan apa yang didengari atau disampaikan kepadanya,atau struktur hadits yang terakhir dalam sanad.


Rawi

Orang yang meriwayatkan atau membawakan hadits (seorang perawi contohnya pernah bertemu Rasulullah s.a.w,atau hidup dizaman baginda s.a.w atau dikalangan sahabat atau tabiin),Nama-nama mereka dimasukan sebagai perawi hadits.



Atsar

Suatu ucapan atau perbuatan yang disandarkan kepada selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yakni kepada para sahabat dan tabi’in.



Marfu’

Suatu ucapan, perbuatan, atau persetujuan yang disandarkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.


Mauquf 

Suatu ucapan atau perbuatan yang disandarkan kepada sahabat.


Jayyid (bagus)

Suatu istilah lain untuk sahih.


Muhaddits

Orang yang menyibukkan diri dengan ilmu hadits secara riwayat dan dirayat (fiqih hadits), serta banyak mengetahui para rawi dan keadaan mereka.

Al-Hafizh

Orang yang kedudukannya lebih tinggi dari muhaddits, yang ia lebih banyak mengetahui rawi di setiap tingkatan sanad.


Majhul

(Rawi yang) tidak dikenal, ertinya tidak ada yang menganggapnya cacat sebagaimana tidak ada yang men-ta’dil-nya (lihat istilah ta’dil), dan yang meriwayatkan darinya cenderung sedikit. Bila yang meriwayatkan darinya hanya satu orang maka disebut majhul al-‘ain, dan bila lebih dari satu maka disebut majhul al-hal. Hukum haditsnya termasuk hadits yang lemah.



Tsiqah

(Rawi yang) tepercaya,ertinya tepercaya kejujuran dan keadilannya serta kuat hafalan dan penjagaannya terhadap hadits atau juga dikenali sebagai orang yang terpercaya lagi jujur dan beriman (tidak menambah atau mengurang mahupun membuat perubahan apapun didalam hadits,ucapanya terkenal jujur dan perilaku atau sikapnya terkenal sebagai orang beriman yang diterima percakapanya)

Jarh

Cacat, dan majruh ertinya tercacat.Permisalan  Al-jarh atau tajrih ialah menyifatkan seseorang perawi dengan sesuatu yang menyebabkan keadilan dan ketepatannya (dhabt) hilang atau cacat. Keadilan atau kepercayaan terhadap seseorang perawi hilang sama sekali seperti apabila dia keluar Islam. Manakala keadilannya boleh menjadi cacat atau rendah disebabkan fasiq, melakukan maksiat dan dhabtnya menjadi cacat kerana sering kali melakukan kesilapan dan keliru dalam periwayatan hadis. Al-Ta`dil pula bermaksud memberi kepujian kepada seorang perawi dengan menunjukkan kepada keadilannya dan dhabtnya.

Ta’dil

Menilai adil.Telah dihuraikan seperti diatas.


Muttafaqun ‘alaih

Maksudnya hadits yang disepakati oleh al-Bukhari dan Muslim rahimahumallah dalam kitab Sahih mereka.Mereka berdua adalah imam hadith yang memiliki kitab hadits tersahih.


Mu’allaq/ta’liq

Hadits yang terputus sanadnya dari satu rawi atau lebih.

Allahualam

No comments:

Post a Comment